Senin, 11 April 2011

“Refleksi Perkuliahan Filsafat Pendidikan Matematika” Kuliah oleh Bapak Marsigit

Salah satu cara yang dilakukan oleh manusia untuk terbebas dari ruang dan waktu adalah melakukan abstraksi. Manusia melakukan abstraksi terhadap bumi yang kemudian dikembalikan lagi untuk menerjemahkan bumi. Sedangkan semua tahu bahwa bumi bergerak terhadap ruang dan waktu. Hasil daripada abstraksi adalah titik yang digunakan untuk menerjemahkan dunia. Berawal dari sebuah titik yang kita masukkan dalam fikiran kita sehingga titik tersebut menjadi objek dari fikiran kita. Titik sebagai objek dikaitkan dengan waktu dan ruang. Sedangkan titik-titik itulah yang kita kenal dengan potensi dan fakta. Fikiran kita memberikan kesadaran sehingga titik yang hanya sebuah noktah kini berubah menjadi suatu titik yang bermakna. Misalnya, titik mewakili kota, titik mewakili garis, titik mewakili negara, atau bahkan titik mewakili gunung, dan lain sebagainya. Titik yang dikembangkan dengan abstraksi contohnya sebuah titik jika ditarik akan menjadi suatu garis. Dalam hal ini titik berperan sebagai potensi sedangkan garis yang terbentuk adalah titik yang kini memiliki makna. Titik yang berubah menjadi lingkaran, bola, kubus, dan lain-lain sehingga akhirnya dapat memahami dunia. Titik yang lain menjadi suatu spiral sehingga terbentuklah dunia dalam spiral.


Apabila kita ingin menerjemahkan dunia maka kita harus mempelajari hakekat dari filsafat. Filsafat disajikan dalam bahasa analogi yang butuh pemahaman yang sedalam-dalamnya (intensif) dan seluas-luasnya (ekstensif). Berawal dari semua titik yang dikembangkan masuk ke dalam fikiran kita maka setengah dari apa yang kita fikirkan tersebut nantinya akan berubah menjadi setengah dari fikiran kita. Sedangkan setengah dari fikiran kita yang lain adalah fakta. Di dalam fikiran kita terdapat konsep sama halnya dengan kurva normal seperti pada saat kita belajar statistika. Dalam kurva normal, orang-orang yang berada pada sumbu x sama dengan nol adalah orang-orang yang berjalan pada garis kebenaran. Dengan kata lain, orang-orang yang terletak di sumbu x sama dengan nol adalah orang-orang yang bahagia dalam hidupnya. Sedangkan orang-orang yang digambarkan terletak di sebelah kanan atau di sebelah kiri standart deviasi adalah orang-orang yang mengalami penyimpangan. Arti kata penyimpangan adalah orang-orang yang bermasalah. Dalam istilah jawa, orang-orang yang bermasalah tersebut hendaknya “diruwat”. Sedangkan dalam filsafat, istilah “ruwat” bagi orang-orang yang bermasalah hendaknya orang-orang tersebut diberikan penjelasan sehingga mereka kembali pada kebenaran. Oleh karena itu, belajar filsafat memberikan manfaat yang positif. Filsafat berusaha membantu kita untuk merefleksikan diri, berusaha menerjemahkan (ruwat), berusaha memberikan penjelasan. Misalnya, kita memiliki angka dua maka angka tersebut tidak akan bermakna jika berdiri sendiri. Oleh karena itu, angka dua harus disejajarkan dengan angka atau bilangan yang lain seperti 2+3=5. Sehingga, betapa pentingnya suatu penjelasan itu. Penjelasan yang hanya sepotong-potong justru akan menimbulkan kesalahan-kesalahan yang hanya akan menyesatkan orang lain.


Fikiran kita dikelompokkan dalam beberapa kategori yaitu kuantitatif, kualitatif, hubungan atau relasi, dan kategori. Dalam fikiran kita juga dikelompokkan dalam dua sifat yakni bersifat transenden dan bersifat dinamis. Bersifat transenden meliputi apriori, analitik, rasio, dan logika. Sedangkan yang bersifat dinamis meliputi fisik, pengalaman, sintetik, aposteriori, dan persepsi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar